Ia menjelaskan, keluarganya tidak pernah khawatir terhadap keselamatan
Shahrani selama di AS. Kecuali setelah terpilihnya Trump sebagai
presiden AS. Selama tinggal di AS, Shahrani sering menyaksikan
pelecehan terhadap muslim karena konflik Timur Tengah. Namun ia
menyaksikan peningkatkan tindakan sentimen anti-Islam baru-baru ini.
"Ada banyak retorika Donald Trump yang menciptakan perilaku anti Islam.
Tetapi kami menyadari bahwa hukum ada untuk melindungi hak-hak semua
warga negara Amerika sepanjang waktu,” ujar Shahrani seperti dilansir
idsnews.com
Syahrani percaya pemilihan presiden berperan dalam munculnya perilaku
sentimen anti-Islam. Hal ini menyebabkan umat Islam merasa takut
terhadap kebijakan yang akan dibuat pemerintah. Khsususnya kebijakan
terkait muslim.
Dewan eksekutif Islamic Center Bloomington telah melakukan komunikasi
yang baik dengan Federal Bureau of Investigations (FBI). FBI sering
melakukan komunikasi dengan komunitas muslim sebagai bentuk kepedulian
mereka terhadap keselamatan muslim.
Shahrani berharap komunitas muslim dapat membantu FBI agar proses
komunikasi tetap berjalan nyaman bagi kedua belah piak. Menurut
Shahrani, perempuan muslim merupakan target utama dari sentimen
anti-Islam.
Ini dikarenakann jilbab yang mereka gunakan. Hanan Mohamed, seorang
muslimah yang tinggal di Bloomington mengaku sering mendengar banyaknya
tindakan sentimen anti Islam.
Hal ini membuat ia sering berwaspada saat berada di tempat umum. Ia
mengaku menjadi takut untuk berjalan sendiri. Khususnya pada malam hari.
Bahkan keluarganya pernah dituduh teroris oleh pengendara yang lewat. [beritaislam24h.net / rci]
0 Response to "Muslim AS Takut Pelecehan yang Lebih Besar Setelah Pemilu Presiden"
Post a Comment