Sebut Demonstrasi Ditunggangi Aktor Politik, Komisi III DPR: Jokowi Kurang Tidur, Tanya Lagi, Sadar Gak dengan Ucapannya

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil, menilai, Presiden Joko Widodo kurang tidur saat menyebut kericuhan yang terjadi pada saat aksi damai di depan Istana Negara pada hari Jumat, tanggal 4 November 2016 lantaran ditunggangi sejumlah aktor politik.

"Itu kan sudah dini hari beliau menyampaikannya. Beliau kurang tidur, jadi mungkin tidak begitu mendengar informasi. Tanya aja lagi kepada Pak Jokowi, beliau sadar gak dengan ucapannya," ujarnya di Jakarta, Senin (7/11).

Menurutnya, Presiden harus menjelaskan pernyataannya tersebut dan pengungkapan itu harus dilakukan oleh Presiden sendiri. Mengingat yang mengeluarkan penyataan adanya aktor politik di balik aksi damai Bela Islam' adalah Presiden.

"Karena beliau yang sampaikan, beliau sendiri yang harus jelaskan. Saya tidak mau tafsirkan soal aktor politik itu," jelasnya.

Apabila Presiden Joko Widodo hanya sebatas menyebutkan ada aktor politik yang bermain dalam aksi yang diikuti oleh umat muslim tersebut, maka Presiden juga masih ragu terhadap yang disampaikannya pada saat melakukan konferensi pers, hari Sabtu, tanggal 5 November 2016 dini hari di Istana Negara.

"Kalau cuma Presiden sampaikan aktor politik, dia berarti ragu, maka sampaikan aja seutuhnya.
Pertanyaannya adalah apakah aktor politik di Senayan atau di luar Senayan. Kalau cuma sebut aktor itu kan umum sekali. Itu nanti dikhawatirkan timbul kegaduhan baru lagi. Oleh karena itu, harus terang benderang lah, jangan hanya melempar saja seolah-olah Presiden gak bertanggung jawab," jelasnya.

Kemudian, kata Nasir, apabila Presiden mau menjelaskan pernyataannya tersebut, maka harus disampaikan secara utuh agar tidak menimbulkan spekulasi dan beragam tafsir di masyarakat terutama di kalangan politisi.

"Kalau beliau gentleman dan kesatria sampaikanlah siapa aktor politik yang bermain itu, sehingga publik tahu. Kalau yang dia sampaikan itu ternyata tidak bener, berarti bawahannya yang gak bener menyampaikan informasi. Jangan sampai Presiden mau dijerumuskan oleh bawahan-bawahannya soal informasi itu," tutupnya. (jn)