Ko Ko Linn dari Organisasi Nasional Arakan Rohingya mengatakan, menurut
sejumlah penduduk desa, sedikitnya 150 orang dibunuh pasukan keamanan
sejak Sabtu (12/11). Verifikasi independen atas klaim yang dikeluarkan
pemerintah atau aktivis sulit dilakukan karena pemerintah membatasi
akses masuk ke kawasan tersebut.
“Alasan mengapa kantor-kantor berita internasional dan kelompok-kelompok
bantuan tidak diizinkan masuk ke sana adalah karena militer berusaha
menutup-nutupi apa yang mereka lakukan di sana, seperti pembunuhan dan
lain-lain,” kata Ko Linn melalui telepon. “Mereka berbohong.”
Berita pembantain muslim Rohingya ini mendapat reaksi keras dari
Muhammadiyah. Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil A Simanjuntak
mendesak pemerintah RI untuk mengusir Dubes Myanmar.
"Pak @jokowi usir dubes Myanmar dr Indonesia sbg bentuk kekecewaan kt
terhdp kebiadaban negara mrk. Publik dukung bpk, atau kami saja yg
usir?" kata Dahnil melalui akun twitternya @Dahnilanzar, Sabtu (19/11).
Lebih lanjut Dahnil menyatakan:
"Sikap Indonesia yg berani mengusir Dubes Myanmar kembali ke negaranya
sbg bentuk protes akan menjadi perhatian dunia, Pak @jokowi"
"Tahun 2012 sy berkesempatan ke Myanmar bersama RfP-APYIN, berusaha
masuk ke camp tapi kami tdk diizinkan. Semua orng asing dicurigai."
"Pak Pres @jokowi Dg memutus hubungan diplomatik dan meminta dubes
myanmar pulang ke negaranya, kita telah bersikap tegas dan terang."
"Rkyt bersama pak @jokowi bila mau bersikap terang-tegas terkait masalah
rohingya. USIR dubes Myanmar. Tdk ada tmpt tuk ngr pembantai etnis." [beritaislam24h.net / ppc]
0 Response to "Pembantaian 150 Muslim Rohingya, Muhammadiyah: Pak Jokowi Usir Dubes Myanmar, Atau Kami yang Usir"
Post a Comment