"Jangan sampai kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata
tak tampak. Jangan sampai ada maling teriak maling. Jangan sampai ada
yang mancing di air keruh. Mari berwaspada, jangan sampai kita mau diadu
domba," kata SBY dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Senin,
28 November 2016.
SBY meminta masyarakat tidak memberikan ruang pada media sosial yang
sudah tidak civilized (tidak berkeadaban). Sebab, kehadiran mereka
justru bisa menghancurkan peradaban di negeri ini.
"Banyak yang berpendapat bahwa 'mesin penghancur' itu tidak selalu bermotifkan ideologi, tapi uang (money power)," kata SBY.
SBY mengaku amat sedih jika menyimak penggunaan bahasa yang amat kasar
dan tak sedikitpun menyisakan tata krama dari kelompok medsos tertentu.
"Mereka bukan hanya merusak jiwa kita semua, lebih-lebih anak-anak dan
remaja kita, tetapi sesungguhnya juga menghancurkan nilai-nilai luhur
Pancasila. Kelompok model ini pulalah yang membuat bangsa kita terpecah
dan saling bermusuhan," kata SBY.
Selain itu, SBY juga mengimbau masyarakat agar tidak menjadi korban dari
permainan intelijen bohong dan buatan (false intelligence). Dia pun
mengingat sebelum terjadinya kudeta atau makar terhadap Presiden
Soekarno di bulan September tahun 1965, juga diisukan adanya Dewan
Jenderal yang mau makar.
"Kemudian, yang menamakan dirinya Dewan Revolusi justru yang melakukan
makar, dengan dalih daripada didahului oleh Dewan Jenderal,” kata SBY. [beritaislam24h.net / vnc]
0 Response to "SBY: Jangan Sampai Ada Maling Teriak Maling"
Post a Comment