
“Terorisme di Indonesia anggaran paling besar masuknya dari Australia. Baru Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Kepolisian Indonesia telah menerima bantuan asing
dalam proyek pemberantasan terorisme. Dari mulai pembentukan tim Densus
88 hingga bantuan peralatan untuk cyber crime.
Ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar jangan hanya melihat masalah
terorisme dari sisi pelakunya saja. Menurutnya, terorisme adalah sarana
legalitas negara lain memasuki suatu negara.
Gatot menegaskan, terorisme hari ini sejatinya adalah bentuk legalitas
invasi asing ke dalam sebuah negara. Ia mencontohkan terorisme yang
dilakukan AS saat menginvansi Libya dan Iraq.
“Jangan kita melihat (siapa pelaku, red) terorisnya saja. Tapi teroris
adalah sarana legalitas negara lain masuk ke suatu negara. Seperti
Libya, Iraq, dan sebagainya, ” katanya dalam Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada Rabu (07/12).
Gatot juga menjelaskan apabila Indonesia tidak bisa memberantas
terorisme, maka dengan alasan terorisme itu juga negara-negara koalisi
bisa masuk dengan alasan tersebut.
“Setelah itu, barulah pemerintahannya dikendalikan oleh mereka, ” tandasnya. [beritaislam24h.net / kn]
0 Response to "Panglima TNI Khawatir Dana Pemberantasan Terorisme Dibiayai Asing"
Post a Comment